Sejarah Arung Jeram atau rafting di Indonesia hingga kini menjadi olahraga alam yang digemari masyarakat. Tidak terlalu ekstrim untuk petualangan. Pengarungan sungai telah sejak dulu dilakukan oleh manusia. Pengarungan ini dilakukan dengan menggunakan batang-batang kayu yang dirangkai menjadi rakit dan digunakan sebagai alat transportasi.
Bagi penyuka petualangan di alam terbuka, pasti sudah tidak asing lagi dengan kegiatan arung jeram. Kegiatan yang mengarungi jeram-jeram sungai memang sangat menantang. Rafting sendiri memiliki sejarah yang cukup panjang. Dilansir dari wikipedia, sejarah arung jeram tercatat sudah ada sejak abad ke-19 dimana seorang Pramuka asal negeri Paman Sam bernama John Mac Gregor memimpin sebuah ekspedisi di sungai Colorado.
Mayor John Wesley Powell, seorang tentara Amerika yang juga dikenal sebagai bapak Arung Jeram Dunia, memperkenalkan Sejarah Arung Jeram pertama kali dengan menyusuri Sungai Colorado sejauh 250 mil yang melintasi gugusan tebing raksasa, yang kemudian diberi nama Grand Canyon.
Suku Indian di Canada telah memulai perkembangannnya. Lalu orang-orang Carib Indian mengembangkannya dan menamakan Progue. Sedangkan orang primitif menyebutnya dengan Out Canoe yang kemudian dikembangkan menjadi Bark Out Canoe. Perahu ini dibuat dari tempelan papan kayu oleh orang Indian Amerika Utara. Sedangkan orang Eskimo menciptakan Skin Corveal Craft, yaitu perahu yang dilapisi kulit binatang yang tidak tembus air.
Bapak Arung Jeram Dunia
Meski John Mac Gregor yang mencatatkan Sejarah Arung Jeram nama pertama kali dalam sebuah ekspedisi menggunakan perahu menyusuri sungai, namun penyandang sebutan Bapak Arung Jeram Sedunia adalah Mayor John Wesley Posell, seorang tentara Amerika. Loh kok bisa?
Jadi ceritanya, Mayor John memperkenalkan arung jeram pertama kali dengan menyusuri sungai Colorado sejauh 250 mil yang melintasi gugusan tebing raksasa, yang kemudian diberi nama Grand Canyon. Saat itu ia menggunakan perahu kecil yang tersusun dari papan kayu. Ekspedisi tersebut bahkan diabadikan dalam sebuah perangko yang diterbitkan tahun 1869.
Saat itu ia menggunakan perahu yang disusun dari kayu. Pada perkembangan selanjutnya di benua Amerika dan Eropa, aktivitas menelusuri sungai tersebut ternyata berkembang menjadi sebuah olahraga highrisk yang cukup populer, dan dikenal dengan sebutan white water rafting. Pada abad 19 seorang boyscout bernama Mc greegor membuat kendaraan air ini untuk rekreasi dan olag raga air. Seiring dengan perkembangan zaman, maka meterial perahu pun berkembang dan mulai beralih ke plastik, alumunium,fibberglass, dan karet.
Seiring dengan perkembangan zaman, kegiatan ini mulai banyak digemari arung jeram keluarga dan diproduksi perahu khusus untuk Sejarah Arung Jeram dengan material yang kuat agar dapat mengangkut orang dan perbekalan yang lebih banyak.
Sejarah Arung Jeram di Indonesia
Sejarah Arung Jeram di Indonesia Sejarah petualangan sungai di Indonesia dimulai sekitar awal tahun 1970-an dengan istilah olahraga arus deras (ORAD). Dipelopori oleh rekan-rekan pecinta alam dari Bandung dan Jakarta, olah raga ini kemudian menjadi salah satu olah raga petualangan yang paling diminati para pecinta alam.
Selanjutnya di benua amerika dan Eropa, aktivitas menelusuri sungai yang dilakukan Mayor John ternyata berkembang menjadi sebuah olahraga highrisk yang cukup populer dan dikenal dengan sebutan white water rafting. Dari sinilah dikenal nama Rafting.
Seiring dengan mulai banyaknya kegiatan arung jeram yang diselenggarakan berbagai kelompok pecinta alam, perahu dan peralatan yang dipakai juga mulai meningkat kwalitasnya. Dimulai dari ban dalam (rafting donat), perahu LCR tentara, hingga perahu karet khusus sungai (River Raft) dan perahu Kayak. Hal tersebut-lah yang mendorong kegiatan arung jeram semakin tumbuh pesat dan menarik minat para pengarung jeram untuk mengarungi sungai-sungai di daerah yang jauh dan penuh tantangan. Seperti sungai Mahakam, Barito, Alas, Membrano dan di Pulau Jawa, sungai yang biasa diarungi yakni Citarik, sungai Progo, serta sungai ireng-ireng yang berada di lereng gunung semeru.
Olahraga arung jeram membawa suatu pengalaman baru dan menguji keberanian diri untuk menghadapi tantangan. Dengan mengarungi sungai, kita dapat melihat sudut lain dari keindahan pemandangan alam.
Secara komersial wisata Arung Jeram diperkenalkan oleh SOBEK EXPEDITION yang kemudian membuka wisata Sejarah Arung Jeram di Sungai Ayung Bali, sungai Alas di Aceh , sungai Saadan – Toraja, Sulawesi Selatan dan Citarik Jawa Barat.
Sungai berjeram dibagi dalam berbagai tingkat kesulitan (grade), dari Grade I (Termudah) sampai Kelas VI (Unrunable). Seperti juga olah raga petualangan lainya, Arung Jeram juga memiliki 2 macam bahaya utama yaitu bahaya dari diri sendiri (Persiapan dan Perlengkapan) dan bahaya dari alam (Objective Danger).
Sungai Mahakam, Barito, Alas, Mamberamo dan Van Der Wall. Sungai Citarik, Cimandiri, Citatih, dan Cimanuk di Jawa Barat. Jawa Tengah memiliki Sungai Progo, Serayu, Elo dan Bogowonto serta tak lupa Jawa timur dengan sungai Pekalen dan Ireng-ireng di lereng Semeru yang cukup menantang. Banyak lagi sungai-sungai di Indonseia yang sangat layak dan menantang untuk diarungi.